Kamis, 07 November 2013

PARAGRAF / ALINEA

PARAGRAF / ALINEA

1.  Pengertian Paragraf/Alinea

        Paragraf/alinea adalah Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan.Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
            Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

2.  Syarat-Syarat Pembentukan Suatu Paragraf

SYARAT-SYARAT PARAGRAF:
1. KESATUAN         = Setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan 
                                    Pokok. 
Contoh :
Hingga saat ini Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar dan terbanyak dan salah satu yang 5 besar di dunia. Berdasarkan data dari tahun ke tahun , Indonesia cukup mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada angka kelahiran. Akibatnya Indonesia juga harus mampu berusah kuat memajukan perekonomiannya demi mencapai kesejahteraan rakyat dan penduduknya yang cukup banyak.


2. KOHERENSI       = Setiap paragraf harus merupakan suatu kumpulan kalimat                   
                                      yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri
                                   atau terlepas satu dengan yang lainnya. 
Contoh :
Indonesia adalah salah satu Negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Bahkan menurut data Indonesia masuk kedalam posisi di 5 besar. Walaupun di Indonesia itu sendiri sangat kental dan kuat dalam pemberdayaan melakukan KB (keluarga berencana). Tetapi tetap saja angka kelahiran masih yang tidak diharapkan dan masih ditingkat yang sangat tinggi. Akibatnya Negara tidak memiliki kapasitas yang sanggup dalam memperluas lapangan pekerjaan sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia bahkan tingkat pengangguran juga menjadi tingkat tertinggi.

3. KELENGKAPAN = Berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang                  
                                    kejelasan kalimat topic/kalimat utama. 
Contoh :
Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia. Akibatnya banyak penduduk yang mengalami masalah masalah dengan contoh seperti pengangguran , kemiskinan , dan lain lain. Dan ini menjadikan sebab akibat dalam ekonomi Indonesia yang tertinggal jauh dengan negara negara lain.







3.  Pengembangan Paragraf
        Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kearah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan atau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.
    Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
a.     Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam   
gagasan-gagasan bawahan.
b.     Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu
urutan yang teratur.

4.  Unsur-Unsur Paragraf(Alinea)
Unsur-Unsur Paragraf :     
1.Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2.Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar  
   pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu
   dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung
   pikiran utama disebut kalimat utama.Keberadaan kalimat utama itu
   bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir
   paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan
    utama. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa
    kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut
    kalimat penjelas.4. Judul (kepala karangan).

    Syarat suatu judul:       a. Provokatif (menarik)
       b. Berbentuk frase
       c. Relevan (sesuai dengan isi)
       d. Logis
       e. Spesifik
        Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:             1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal                                          alinea
             2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir                                 alinea
             3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada                                       akhir alinea
            4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh                                                       alinea.

5.  Metode-metode pengembangan paragraf sesuai dengan dasar pembentuk alenia.
       A. Klimatks dan Anti-Klimaks 
                  Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasna atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
B. Sudut Pandang 
                  Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan anggapan penulis terhadap subjek yang sedang digarapnya.
C. Perbandingan dan Pertentangan 
                  Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.                                          
Contoh Pertentangan:
                  Kekuatan tim sepakbola Chelsea yang berasal dari Inggris kini sangat jauh berbeda dari Chelsea pada jaman 2000an. Dimana dengan Chelsea yang sekarang , mereka lebih memiliki kulitas tim dan pemain yang berhasil juara dan menjadi tim yang patut di segani di kawasan Inggris maupun Eropa.
Contoh Perbandingan:
                  ‘Kereta!’. Begitulan seruan buat sepeda motor di daerah Aceh. Seperti halnya di Aceh , di Medan pun menggunakan seruan kereta untuk menyebut sepeda motor. Akan tetapi , di lampung , jambi , di sana menyebut sepeda motor itu dengan nama Honda. Lain halnya dengan kota kota di jawa yang menyebutnya dengan motor.
D. Analogi 
                  Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tesebut sebagai ilustrasi.
                                                                                Contoh :
      Dalam suatu persahabatan harus terjalin hubungan yang terikat erat dan tidak saling membohongi satu sama lainnya. Ibaratnya untuk tidak seperti musang berbulu domba.Harus saling menjaga kepercayaan masing masing.



E. Proses 
                  Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau kejadian. Untuk menyusun proses,pertama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
                  Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
                  Ketiga, sesudah melakukan pembagian, harus dijelaskan tiap tahap-tahap secaradetail dan tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose situ dengan jelas.
F. Sebab – Akibat 
                  Pengembangan alenia dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Tetapi data juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perincian.                                                                   
Contoh :
      Seharusnya Negara kita , Indonesia bisa dan harusnya lebih maju di bandingkan Negara Negara lain di Asia tenggara dalam bidang sepakbola. Padahal kita memiliki kualitas pemain yang tak kalah bagusnya dari Negara lain. Akibatnya kita masih kalah dengan Thailand yang padahal liga sepakbola lokalnya kalah jauh dari Negara kita. Oleh karena itu kita perlu mengoreksi diri demi memajukkan sepakbola kita.
    

                                                                                                                                                                              
G. Umum – Khusus 
                  Cara umum-khusus dan khusus-umum merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perincianya, kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.
H. Klasifikasi 
                  Yang dimaksud dengan klafisikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klasifikasi tertuju pada dua arah yang berlawanan yaitu:
1. Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok,
2. Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.                          Contoh :

      Uang palsu banyak beredar di pasaran di mana mana sekarang ini. Hal ini dengan hampir mirip dan tidak berbeda jauh dengan aslinya. Oleh karena itu kita harus pintar dalam memilih dan mengetahui perbedaan yang mana asli dan yang palsu dengan di bagi 3 cara. Tiga cara tersebut yaitu di lihat , diraba, dan diterawang. Kita berharap agar tidak banyak terjadi penipuan uang palsu.
I. Definisi
                  Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.                                                                           
Contoh :
      Adik saya seorang gamer. Gamer itu sndiri adalah pemain game, atau bisa di bilang maniak nge game. Jadi gamer itu merupakan orang yang selalu atau senang memainkan game di computer atau playstation sejenisnya.


6.  Macam-Macam Paragraf/alinea
Macam-Macam paragraf(alinea)
A.   Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik 
               dengan tujuan memberi informasi.
B. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu 
               pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep 
               sebagai alasan/ bukti.
C. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
               sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau
               mendengar hal tersebut.
D. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca
               agar berbuat sesuatu.
E. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-
              menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan
              jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Paragraf Berdasarkan tujuannya :
1). Paragraf pembuka
     Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan  
     bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
     diuraikan.
2). Paragraf penghubung
     Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan
     kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
     paragraf pembuka.
3). Paragraf penutup
     Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
     atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
     dianggap penting.
Paragraf Berdasarkan letak kalimat utama :
1). Paragraf deduktif :
     
àletak kalimat utamanya di awal paragraf
    
àdimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau
        penjelasan khusus.


2). Paragraf induktif
    
àletak kalimat utamanya di akhir paragraf
    
àdiawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan  
        diakhiri dengan pernyataan umum.
3). Paragraf campuran
    
àletak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraf
    
àkalimat utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.
Paragraf Berdasarkan isi, antara lain :
1). Paragraf deskripsi
     Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf   
     tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk
     melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2). Paragraf proses
     Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
     utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan
     urutan suatu kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang,
     klimaks, antiklimaks.
3). Paragraf efektif
     Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang    
     baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri  
     atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak
     boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antarkalimat.

Senin, 04 November 2013

KALIMAT TURUNAN

Kata Turunan  

Kata turunan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan, baik berupa awalan, sisipan atau akhiran, maupun gabungan kata. Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk kalimat selain kata dasar dalam setiap penulisan artikel. Untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang definisi kata turunan, simak macam-macam bentuk kata turunan.

1. Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya. 
Contoh
catatan (kata dasar [catat], mendapat akhiran [-an])
berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-])
gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])
Kata turunan berupa gabungan singkatan dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh;
mem-PHK-kan
mem-PTUN-kan

2. Kata turunan berupa gabungan kosa kata asing dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. 
Contoh
me-recall
di-upgrade

3. Kata turunan juga dapat berupa gabungan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital. Kata turunan ini, penulisannya dirangkai menggunakan tanda hubung ( – ). 
Contoh
pro-Indonesia
non-Indonesia
pan-Afrika

4. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya. 
Contoh
sebar luaskan
bertepuk tangan
garis bawahi

5. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata itu ditulis serangkan dengan imbuhannya. 
Contoh
menyebarluaskan
pertanggungjawaban
melipatgandakan
mencampuradukan

6. Kata turunan yang salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh
  • adipati
  • adikuasa
  • aerodinamika
  • aeromodeling
  • antarkota
  • antarprovinsi
  • antibiotik
  • antiteroris
  • anumerta
  • audiogram
  • bikarbonat
  • biokimia
  • bioetanol
  • caturtunggal
  • caturmarga
  • dasawarsa
  • dasasila
  • dekameter
  • demoralisasi
  • demiliterisasi
  • dwiwarna
  • dwitunggal
  • ekawarna
  • ekstrakurikuler
  • inframerah
  • infrastruktur
  • inkonvensional
  • intoleransi
  • kosponsor
  • mahasiswa
  • mancanegara
  • monoteisme
  • monorail
  • multilateral
  • narapidana
  • nonkolaborasi
  • pascasarjana
  • paripurna
  • poligami
  • politeknik
  • poliklinik
  • pramuniaga
  • pramusaji
  • prasangka
  • purnawirawan
  • saptakrida
  • semiprofesional
  • subseksi
  • swadaya
  • telepon
  • transmigrasi
  • tritunggal
  • ultramodern
Jika kata [maha] merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata berimbuhan, maka gabungan keduanya ditulis terpisah dan unser-unsur pembentuknya dimulai dengan huruf kapital. 
Contoh
Kita serahkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih
Anda harus bertobat kepada Tuhan yang Maha Pengampun

Tapi, jika kata [maha] sebagai unsur gabungan merujuk pada Tuhan, namun diikuti oleh kata dasar, gabungan katanya ditulis serangkai. Ketentuan ini tidak berlaku untuk kata dasar [esa].
Contoh
Hanya Tuhan yang Mahakuasa yang bisa menentukan nasib kita.
Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.

Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang sudah kita serap dalam bahasa Indonesia, seperti [pro], [kontra] dan [anti], dapat kita jadikan sebagai kata dasar. 
Contoh
Lebih banyak masyarakat yang kontra, ketimbang pro terhadap kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak.
Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah.



KALIMAT EFEKTIF

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini