# PENDAHULUAN
Manusia
pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme
yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem
dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian,
sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan
dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam
sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas
jiwanya akan terganggu.
Naluri
manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut
“gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan
adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi
kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang
kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal
sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan,
sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada
dalam diri manusia yaitu :
- menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua
itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang
kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk
sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup
bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan
kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai
sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka,
memenuhi kebutuhan hidupnya.
# MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya
yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan
masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam
pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu
kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena
tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam
perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang
berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula
terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya
bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga
masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya
sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam
menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga
bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya
individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
# Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui
proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau
pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas
tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun
diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih
maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai
pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa
pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi
keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi
yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena
pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang
menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri
yang menimbulkan sensation.
Menurut
aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu
ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep
aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga
sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini individu
menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya.
meurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral,
karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketaidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepaa kenyataan,
bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa
anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena multu
merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut
merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua
anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar
menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan.
Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang
datang dari dalam dirinya.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
masa estetik ini
dianggap sebagai masa pertumbuhan arasa keindahan. sebenarnya kata estetik
diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi
pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya
terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang
kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan
sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah :
berkat pertumbuhan
bahasanya yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka
samapi-lah anak pada penyadaran ”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu
suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.
Kalau pada masa-masa sebelumya anak masih
merasa satu dengan dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar
antara dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn lain sebagai obyek maka kemampuan
ini kini dimilikinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti
yang lain. sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut
dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; akna
tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikannya dan
menghendaki benda yang lain dan seterusnya
- Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
ada beberapa sifat khas pada anak-anak
masa ini antara lain :
- adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
- sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
- adanya kecenderungan memuji diri sendiri
- kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
- senang membandingkan dirinya dengan anak lain
- adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
- amat realistik ingin tahu, ingin belajar
- gemar membentuk kelompok sebaya
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
# KELUARGA
DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Kelompok
ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan
sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai
macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga
merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai
gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi
kejelasan tentang konsep keluarga .
- Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
- para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
- Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
- Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam
bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah,
biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti..
satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya
tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak
sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah tangga dengan
keluarga inti. Emile Durkheim
mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a
la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini
muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy,
terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga
conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
Emilie Durkheim mengemukakan tentang sosoiologi kelaurga
dalam karyanya “Introduction a la sosiologi de la familie”. bersumber dari
karya Emilie inilah muncul istilah keluarga konjugal. Keluarga conjugal adalah
keluarga dalam perkawinan monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Keluarga konjugal sering juga disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk
membedakannya dengan keluarga inti atau konsanguin. Contoh: keuarga besar
(konsanguin) dalam lingkungan bangsa Indonesia antara lain terdapat pada
keluarga suku batak. Kelaurg asuku batak terhimpun berdasarkan pada garis
marga, misalnya maraga harahap, Nasution, simbolon, atau simanjuntak
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan
itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam
fungsi keluarga adalah
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
# MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI
KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat adalah suatu istilah
yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat kota, masyarakat
desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah
society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah
masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “
ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang
ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu : “ masyarakat
merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas sifatnya.”.
Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok
manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat
kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi
kebutuhan dan kepentingan masing-masing.Menilikkenyataan dilapangan, suatu
masyarakat bisaberupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari
berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat
digolongkan menjadi :
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan:
- Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
- Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
Tidak ada komentar:
Posting Komentar