Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang mendapat
imbuhan, baik berupa awalan, sisipan atau akhiran, maupun gabungan kata.
Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk kalimat selain kata
dasar dalam setiap penulisan artikel. Untuk mendapat gambaran lebih
jelas tentang definisi kata turunan, simak macam-macam bentuk kata
turunan.
1. Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan,
sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh
catatan (kata dasar [catat], mendapat akhiran [-an])
berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-])
gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])
berlari (kata dasar [lari], mendapat awalan [ber-])
gemetar (kata dasar [getar], mendapat sisipan [-em-])
Kata turunan berupa gabungan singkatan dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung. Contoh;
mem-PHK-kan
mem-PTUN-kan
mem-PTUN-kan
2. Kata turunan berupa gabungan kosa kata asing dan imbuhan yang dirangkai menggunakan tanda hubung.
Contoh
me-recall
di-upgrade
di-upgrade
3. Kata turunan juga dapat berupa gabungan bentuk terikat yang diikuti
oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital. Kata turunan ini,
penulisannya dirangkai menggunakan tanda hubung ( – ).
Contoh
pro-Indonesia
non-Indonesia
pan-Afrika
non-Indonesia
pan-Afrika
4. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh
sebar luaskan
bertepuk tangan
garis bawahi
bertepuk tangan
garis bawahi
5. Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata itu
ditulis serangkan dengan imbuhannya.
Contoh
menyebarluaskan
pertanggungjawaban
melipatgandakan
mencampuradukan
pertanggungjawaban
melipatgandakan
mencampuradukan
6. Kata turunan yang salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh
- adipati
- adikuasa
- aerodinamika
- aeromodeling
- antarkota
- antarprovinsi
- antibiotik
- antiteroris
- anumerta
- audiogram
- bikarbonat
- biokimia
- bioetanol
- caturtunggal
- caturmarga
- dasawarsa
- dasasila
- dekameter
- demoralisasi
- demiliterisasi
- dwiwarna
- dwitunggal
- ekawarna
- ekstrakurikuler
- inframerah
- infrastruktur
- inkonvensional
- intoleransi
- kosponsor
- mahasiswa
- mancanegara
- monoteisme
- monorail
- multilateral
- narapidana
- nonkolaborasi
- pascasarjana
- paripurna
- poligami
- politeknik
- poliklinik
- pramuniaga
- pramusaji
- prasangka
- purnawirawan
- saptakrida
- semiprofesional
- subseksi
- swadaya
- telepon
- transmigrasi
- tritunggal
- ultramodern
Jika kata [maha] merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata
berimbuhan, maka gabungan keduanya ditulis terpisah dan unser-unsur
pembentuknya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh
Kita serahkan kepada Tuhan yang Maha PengasihAnda harus bertobat kepada Tuhan yang Maha Pengampun
Tapi, jika kata [maha] sebagai unsur gabungan merujuk pada Tuhan,
namun diikuti oleh kata dasar, gabungan katanya ditulis serangkai.
Ketentuan ini tidak berlaku untuk kata dasar [esa].
Contoh
Hanya Tuhan yang Mahakuasa yang bisa menentukan nasib kita.
Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.
Semoga Tuhan yang Maha Esa mengabulkan permohonan kita.
Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang sudah kita serap dalam
bahasa Indonesia, seperti [pro], [kontra] dan [anti], dapat kita jadikan
sebagai kata dasar.
Contoh
Lebih banyak masyarakat yang kontra, ketimbang pro terhadap kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak.
Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah.
Dia selalu anti terhadap jemaat ahmadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar