Bahasa adalah cara sebuah makhluk hidup untuk saling berkomunikasi,
bertukar informasi, baik dengan cara lisan ataupun tulisan.
Ada banyak sekali ragam atau macam-macam bahasa khususnya di indonesia,
bangsa Indonesia memiliki lebih dari 746 bahasa daerah, tetapi bahasa – bahasa
tersebut di satukan dengan bahasa indonesia yang di sahkan dengan sumpah pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda)
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut
pemakaian. (Pendahuluan KBBI edisi ketiga).
Macam – macam ragam bahasa
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia
dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai
kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki
ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas
lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi,
kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam
akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata
ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna
dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar
dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan
latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia
berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
a) Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam
bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata
dan bentuk kata serta kelengkapan unsur -unsur di dalam kelengkapan
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam
situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan
dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu,
bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri ragam lisan :
- Memerlukan orang kedua / teman bicara.
- Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
- Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat.
- Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
- Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
- Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato,
ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering
digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau
berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara
penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
b) Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata.
Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar,
dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang
baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
- Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
- Tidak terikat ruang dan waktu
- Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
- Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
- Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
- Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
- Berlangsung lambat
- Memerlukan alat bantu
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a). Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda
dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan
Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat
bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal
saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan
lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti
pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
b). Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang
berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film,
fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah,
komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam
bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya
mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan
yang seharusnya dipakai.
c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika
lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara
lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat
mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya.
Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca,
akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur
dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam :
- Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
- Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
- Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
- Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers.
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau
teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang
pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut,
misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang
agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran.
Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni.
Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang
dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam
sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau
majalah dan lain-lain.
(sumber :
http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/10/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html)
Sumber : http://darkzone7.blogspot.com/#ixzz2gxjZGTAl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar